Unisa Yogyakarta Gelar Sumpah Profesi, Dorong Lulusan Adaptif Perkembangan Teknologi
Sebanyak 714 mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta resmi mengambil sumpah profesi pada Jumat (3/10/2025). Upacara kelulusan tersebut berlangsung sakral dan khidmat di Convention Hall Unisa Yogyakarta.
Prosesi pengambilan sumpah diikuti lulusan enam program studi Unisa Yogyakartata, yaitu Profesi Ners, Fisioterapi, Penata Anestesi, Teknologi Laboratorium Medik, dan Radiologi. Total terdapat 309 lulusan dari jenjang profesi dan 405 dari jenjang vokasi. Yang mengesankan, rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan berada pada rentang 3,96–3,98.
Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti, mengaku sangat bangga atas capaian tersebut. Menurutnya, prestasi itu menunjukkan kompetensi lulusan Unisa Yogyakarta berada di tingkat yang tinggi dan kompetitif.
“Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan ada pada rentang 3,96–3,98. Ini menunjukkan bahwa kualitas akademik lulusan Unisa berada pada level yang tinggi dan kompetitif,” ujar Warsiti dalam sambutannya, Jumat (3/10/2025).
Warsiti juga mengingatkan mahasiswa untuk melaksanakan sumpah yang telah diikrarkan. Ia menegaskan bahwa pengambilan sumpah profesi adalah sebuah janji moral dan spiritual. Lulusan Unisa Yogyakarta harus menjadikan nilai integritas, profesionalitas, dan empati sebagai pedoman dalam menjalankan tugas.
“Perlu kita sadari bersama bahwa sumpah profesi bukanlah sekadar prosesi, tetapi sebuah ikrar moral dan spiritual. Mulai hari ini, Saudara semua tidak hanya membawa gelar, tetapi juga amanah besar untuk mengabdikan diri demi kemanusiaan,” ucapnya.
Selain itu, Rektor Unisa Yogyakarta turut berpesan agar para alumni beradaptasi menghadapi perkembangan teknologi dan perubahan demografi. Sebagai tenaga kesehatan profesional, lulusan Unisa Yogyakarta harus mampu menghadapi hadirnya teknologi baru seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), telemedicine, dan big data kesehatan. Namun demikian, kemunculan teknologi tersebut tidak boleh membuat alumni Unisa kehilangan sentuhan empati dan kemanusiaan.
“Secanggih apa pun teknologi, masyarakat tetap membutuhkan empati, komunikasi yang baik, dan integritas moral dari seorang tenaga kesehatan,” tegas Warsiti.
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Unisa Yogyakarta, Dewi Rokhanawati, dalam sambutannya menyampaikan pesan senada. Ia menekankan bahwa digitalisasi dan kecerdasan buatan dalam bidang kesehatan menjadi salah satu tren global. Oleh karena itu, alumni Unisa Yogyakarta yang baru saja mengikrarkan sumpah diharapkan mampu lebih adaptif terhadap teknologi, menjaga profesionalisme dan kesehatan mental, memperkuat etika, serta menjamin keselamatan pasien dan pemerataan layanan kesehatan.
“Saya berpesan agar semua lulusan terus menjunjung tinggi etika profesi, menjadi tenaga kesehatan yang profesional, berintegritas, penuh empati, adaptif terhadap perubahan zaman, serta senantiasa menjaga almamater tercinta,” ujar Dewi.
Komentar
Posting Komentar