Cerita Fuji Padia Ramdani, Lulusan Unisa Yogyakarta dengan Segudang Prestasi

Rangkaian acara Sumpah Profesi dan Wisuda Periode ke-24 Unisa Yogyakarta meninggalkan sebuah cerita inspiratif. Unisa selalu memiliki sosok lulusan yang berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik. Salah satunya adalah Fuji Padia Ramdani yang mempunyai segudang pencapaian.

Fuji Padia Ramdani adalah bungsu dari dua bersaudara asal Bogor, Jawa Barat. Ia menempuh studi S1 Kebidanan dan Profesi di Unisa Yogyakarta. Pada Jumat (3/10/2025) lalu, Fuji resmi mengucapkan sumpah profesi sebagai bidan. Pada kesempatan tersebut, ia juga dipercaya mewakili mahasiswa untuk menyampaikan sambutan perpisahan.

Dalam sambutannya, Fuji mengajak rekan-rekannya untuk senantiasa mengamalkan ilmu dan nilai yang diperoleh selama belajar di Unisa Yogyakarta. Ia menegaskan bahwa proses pendidikan sejak studi S1 hingga mengucapkan ikrar sumpah profesi merupakan perjalanan panjang yang menguras tenaga dan pikiran. Fuji mengingatkan bahwa gelar yang diraih bukanlah akhir, melainkan awal dari langkah baru bagi alumni Unisa Yogyakarta untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi bangsa, negara, dan agama.

“Hari ini saatnya kita melangkah ke depan. Ada sebuah ungkapan, dunia kerja adalah dunia yang sesungguhnya. Yang kita perlukan hanyalah kaki yang melangkah lebih banyak dari biasanya. Tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya. Mata yang menatap lebih lama dari biasanya. Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja. Hati yang akan bekerja lebih keras daripada biasanya. Serta mulut yang akan senantiasa berdoa,” kata Fuji menggugah perasaan rekan-rekannya, Jumat (3/10/2025).

“Semoga gelar yang kita raih menjadi jalan menuju keberhasilan di masa depan, dan ilmu yang kita dapatkan dapat senantiasa diamalkan,” ucapnya menutup sambutan.

Perjalanan Menempuh Studi di Unisa Yogyakarta

Fuji memulai perjalanan studinya di Unisa Yogyakarta pada 2020, ketika pandemi Covid-19 tengah mewabah. Ia awalnya mencari perguruan tinggi di Yogyakarta yang memiliki program studi S1 Kebidanan beserta program Profesi. Atas rekomendasi gurunya di SMA Muhammadiyah tempat ia menempuh pendidikan, Fuji kemudian diperkenalkan dengan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Setelah mencari tahu lebih dalam, Fuji mendapati Unisa Yogyakarta sebagai kampus yang dikenal dengan wawasan kesehatan serta memiliki program studi kebidanan yang bermutu. Perguruan tinggi milik ‘Aisyiyah ini awalnya berdiri sebagai Akademi Kebidanan, kemudian berkembang menjadi STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan), hingga akhirnya bertransformasi menjadi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta dengan akreditasi unggul. Hal inilah yang membuat Fuji mantap untuk memilih Unisa Yogyakarta.

“Dari segi kualitas, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta termasuk salah satu yang direkomendasikan guru saya di SMA dulu. Pada saat saya mengulik, Universitas ‘Aisyiyah memang sudah bagus di kebidanannya karena pernah menjadi Akademi Kebidanan, kemudian Stikes, lalu menjadi Universitas dan terus berkembang sampai terakreditasi unggul. Itu tentunya membuat saya percaya bahwa memilih Unisa adalah pilihan yang tepat,” ujar Fuji.

Fuji memiliki kesan yang sangat baik selama belajar di Unisa Yogyakarta. Menurutnya, Unisa Yogyakarta memiliki fasilitas pembelajaran yang sangat memadai di bidang ilmu kesehatan. Hal ini sangat membantunya mendalami materi yang diajarkan. Selain itu, Unisa Yogyakarta juga sangat mendukung Fuji untuk terus aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Himpunan Mahasiswa Kebidanan. Hal ini membuat Fuji bisa mengembangkan potensi yang ia miliki, baik di bidang akademik maupun non-akademik.

“Saat pendidikan profesi dan S1, Unisa Yogyakarta selalu memberikan fasilitas dan menempatkan mahasiswa di rumah sakit yang sudah teruji kualitasnya. Saya juga turut diikutkan berbagai kegiatan, seperti akreditasi, yang membuat saya dapat berkembang seperti hari ini,” ucapnya.

Terus Berprestasi dan Membuat Keluarga Bangga

Fuji menempuh pendidikan tinggi di Unisa Yogyakarta dengan segudang prestasi. Pada tahun 2023 lalu, ia pernah terpilih sebagai Duta Peduli Sejarah Indonesia dan Duta Kampus. Selain itu, Fuji juga pernah meraih emas dan perunggu pada lomba menulis esai di Asosiasi Pendidikan Kebidanan Muhammadiyah–‘Aisyiyah se-Indonesia pada tahun 2023.

“Sampai profesi pun tetap ikut perlombaan, karena Unisa Yogyakarta sangat memberikan wadah bagi siapa saja yang mau berkembang,” katanya.

Fuji menjadikan diri sendiri dan dukungan keluarga sebagai motivasi untuk tetap semangat mengukir prestasi. Ia berkeinginan menjadi sosok mahasiswa yang luar biasa dan berbeda dari teman-temannya yang hanya fokus di bidang akademik. Berkat kerja kerasnya, Fuji lebih dikenal oleh para dosen dan mengenal teman-teman sejawat dari berbagai lingkup studi.

“Saya ingin menjadi mahasiswa yang luar biasa dari kampus yang orang belum melihat Unisa Yogyakarta sebagai salah satu kampus unggulan di Yogyakarta maupun di Indonesia,” ungkap Fuji.

Pada kesempatan tersebut turut hadir Ai dan Yahya, kakak dan kakak ipar Fuji. Ai, selaku saudari kandung Fuji, mengaku sangat bangga atas prestasi yang adiknya persembahkan untuk keluarga.

“Aku sangat bangga banget sama adikku satu-satunya,” ucap Ai sambil menangis haru.

Sembari memeluk adiknya, Ai mendoakan Fuji agar selalu sukses dan menjalankan tugasnya sebagai bidan dengan baik.

“Untuk adikku yang cantik, semoga sukses ke depannya dan bisa menjalankan tugas dengan baik,” ucap Ai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pameran Produk Pangan Inovatif Mahasiswa Gizi UNISA Yogyakarta 2025: Transformasi Pangan Lokal Berbasis Teknologi

Mahasiswa Arsitektur UNISA Yogyakarta Pamer Desain Playground Kreatif, Siap Lahirkan Arsitek Inovatif

Sertifikasi Pustakawan Jogja Sukses Digelar, Kompetensi Pustakawan Meningkat