Peguruan Tinggi di Era Digital dan Revolusi Industri, Punang Amaripuja Ajak Mahasiswa UNISA Adaptif Hadapi Perubahan
Universitas‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menghadirkan Dr. Punang Amaripuja, S.E., S.T., M.IT., dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai pemateri dalam kegiatan Masa Ta’aruf (MATAF) mahasiswa baru 2025, Sabtu (20/9). Dalam pemaparannya yang bertajuk Perguruan Tinggi di Era Digital dan Revolusi Industri, Punang menekankan pentingnya kesiapan generasi muda menghadapi percepatan teknologi, khususnya di era industri 4.0 menuju 5.0.

Menurutnya, perubahan teknologi berlangsung secara eksponensial, bukan linear. Hal ini terlihat dari berbagai disrupsi yang telah terjadi, mulai dari hadirnya komputer, telepon pintar, hingga kecerdasan buatan (AI). “Orang akan dikalahkan bukan oleh mesin, tetapi oleh orang lain yang mampu menggunakan mesin, termasuk AI. Karena itu mahasiswa harus memanfaatkannya dengan bijak,” tegasnya
Punang juga menyoroti perkembangan teknologi terkini, mulai dari drone delivery, bioprinting, hingga agentic AI yang mampu bertindak mandiri. Semua itu, katanya, akan berdampak besar terhadap dunia kerja, di mana banyak jenis pekerjaan akan hilang sekaligus muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Ia menekankan bahwa perguruan tinggi harus mempersiapkan mahasiswa dengan kompetensi abad ke-21: critical thinking, creativity, communication, collaboration (4C), serta literasi data, teknologi, dan kemanusiaan. “Kurikulum ke depan harus mengintegrasikan pemanfaatan AI, karena ujian dan tantangan di dunia kerja akan berbasis teknologi,” ujarnya.
Selain peluang, Punang juga mengingatkan adanya risiko dari penggunaan AI, seperti plagiarisme, informasi palsu, hingga kebocoran data. Karena itu, mahasiswa perlu menjunjung integritas akademik, menggunakan AI sebagai asisten belajar, bukan pengganti berpikir.
Di akhir sesi, ia berpesan agar mahasiswa UNISA Yogyakarta mampu menjadi lulusan berkarakter, adaptif, dan siap berkontribusi di era digital. “Belajarlah dengan teknologi, tapi tetap dengan nilai-nilai integritas, empati, dan kepedulian sosial. Itulah bekal menjadi insan berkemajuan,” tutupnya.
Komentar
Posting Komentar