Menembus Batas Negeri: Raden Roro Nola Amalia Ukir Prestasi di Konferensi Komunikasi Internasional

Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya, suaranya mengalun pelan menyiratkan kegugupan yang jujur. Kini, ia dihadapkan pada puluhan wajah asing dari berbagai negara yang terpampang di layar laptopnya. Namun, dibalik kegugupanya terdapat api semangat yang menggelora dan rasa bangga yang terpancar dalam wajahnya. 

Dialah Raden Roro Nola Amalia Wijayanti atau kerap disapa Nola, seorang mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta, yang berhasil meraih penghargaan sebagai 1st Winner Best Paper dan 3rd Best Presenting dalam ajang Jogjakarta Communication Conference (JCC) ke-6 tahun 2025.

Bersama dua rekannya, Abdul Khalim Mubaroq dan Sarere Safitri, Nola mewakili UNISA dalam forum ilmiah berskala internasional yang digelar secara hybrid, dan diikuti oleh berbagai universitas lingkup PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah) dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Perasaanku campur aduk, antara gugup dan antusias. Seminar JCC merupakan ajang internasional yang sangat bergengsi. Tapi yang paling kuat adalah rasa syukur karena bisa berbagi hasil penelitian dengan audiens yang begitu beragam,” ujar Nola, Senin (5/5/2025).

Dalam paparannya, Nola membahas citra Muhammadiyah dalam isu penerimaan konsensi tambang di media sosial. Penelitiannya menyoroti bagaimana narasi dan opini publik yang terbentuk di ranah digital, ketika salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia terlibat dalam isu sumber daya alam.

Analisis media yang dikombinasikan dengan sensitivitas citra keagamaan, menjadikan paparan Nola sangat relevan kritis dan tajam, sehingga mampu menarik perhatian para peserta sekaligus para penguji.

“Menurut saya, yang paling membanggakan adalah bisa membawa nama baik Muhammadiyah dalam ranah akademik internasional. Saya merasa, kontribusi kecil ini menjadi bagian narasi besar dakwah intelektual Muhammadiyah,” katanya.

JCC sendiri merupakan sebuah forum akademik yang diadakan setiap tahunnya. Konferensi ini menjadi ruang kompetitif bagi para mahasiswa, dosen, dan peneliti dari berbagai belahan dunia untuk menyuarakan pemikiran mereka.

Melihat capaian yang telah diraih oleh Nola dan timnya, menjadikan bukti nyata bahwa kualitas akademik mahasiswa UNISA Yogyakarta layak diperhitungkan di kancah internasional.

“Penghargaan ini menjadi bukti bagi saya, bahwa generasi muda bisa berperan aktif dalam merumuskan dan menyuarakan gagasan yang berdampak,” tutup Nola, dengan senyum hangat dan semangat yang tak redup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pameran Produk Pangan Inovatif Mahasiswa Gizi UNISA Yogyakarta 2025: Transformasi Pangan Lokal Berbasis Teknologi

AVO UNISA Borong 3 Emas di IBCF 2024

Mahasiswa Arsitektur UNISA Yogyakarta Pamer Desain Playground Kreatif, Siap Lahirkan Arsitek Inovatif