UNISA Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Makassar Soroti Isu Gender dan Disabilitas dalam Penelitian Bersama

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Makassar melakukan kerja sama penelitian dengan tema Model Intervensi Pengetahuan dan Sikap GEDSI (Gender Disabilitas dan Sosial Inklusi) di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah. Peneilitan ini mencoba mendukung pemenuhan hak disabilitas dan perempuan, serta mengintervensi terkait masalah kekerasan.

Penelitian ini berangkat dari persoalan masih banyak kasus kekerasan terhadap perempuan penyandang disabilitas yang belum terungkap dan teradvokasi dengan baik. Selain itu juga masih banyak pernikahan anak, sunat perempuan, diskriminasi terhadap perempuan rentan, dan masih banyak kasus lainnya yang merupakan contoh dari kasus-kasus berbasis GEDSI.

Salah satu anggota peneliti Dr. Islamiyatur Rokhmah.,S.Ag.,M.S.I (Unisa Yogyakarta) mengatakan Indonesia turut meratifikasi konfensi PBB dalam pencapaian SDGs dengan kesepakatan bahwa no one left behind (tidak ada seorang-pun yang tertinggal) maka dalam segala aspek kehidupan perempuan, disabilitas, anak dan kelompok rentan bisa mendapatkan semua hak, baik hak hidup, beragama, ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan, sosial dan budaya.

Tidak ada seorang-pun yang tertinggal untuk mendapatkan akses tersebut, inilah konsep GEDSI yang diusung untuk mengentaskan problematikan yang ada di masyarakat. Maka Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah memiliki andil disini dalam membantu program pemerintah tersebut, dengan melakukan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat,“ ujar Islamiyatur, Kamis (5/12/2024).

Penelitian ini diketuai oleh Dr. Warsiti., S.Kp., Sp.Mat (Unisa Yogyakarta) dengan anggota 1, Dr. Islamiyatur Rokhmah.,S.Ag.,M.S.I (Unisa Yogyakarta) dan anggota 2, Dr. Dahniar., M.Kes. (UNISMUH Makassar). Penelitian lanjutan ini dirasa sangat penting, untuk dapat memberikan salah satu solusi terhadap upaya meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap isu GEDSI, yang pada penelitian sebelumnya diketahui pengetahuan dan sikap terhadap isu GEDSI masih terbatas. 

Penelitian lanjutan ini diharapkan akan menghasilkan sebuah modul yang dapat diaplikasikan oleh perguruan TInggi Muhammadiyah Aisyiyah untuk mensosialisasikan isu GEDSI dapat menjadi dasar bagi pemangku kebijakan/stakeholder di lingkungan kampus dalam melakukan upaya pencegahan terhadap berbagai isu-isu GEDSI, seperti kasus-kasus diskriminasi, marginalisasi, beban ganda dan kekerasan yang berbasis gender, disabilitas dan sosial ingklusi,“ ujar Islamiyatur.

PTMA memiliki kewajikan mengamalkan catur darma Perguruan Tinggi yakni pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat dan aktif di persyarikatan, hendaknya memiliki wawasan isu GEDSI. Tidak terbatas pada wawasan saja, namun diharapkan isu GEDSI dapat tertuang pada kebijkan di perguruan tinggi yakni masuk pada Indeks Kinerja Utama (IKU) dan Indeks Kinerja Tambahan (IKT), karena Perguruan Tinggi sebagai salah satu elemen stakeholder yang turut mengentaskan berbagai problematikan masyarakat yang berkaitan dengan isu GEDSI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pameran Produk Pangan Inovatif Mahasiswa Gizi UNISA Yogyakarta 2025: Transformasi Pangan Lokal Berbasis Teknologi

UNISA Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Kongres APTSA ke-12: Tingkatkan Kolaborasi Fisioterapi Asia

AVO UNISA Borong 3 Emas di IBCF 2024