Ibadah Puasa Tanpa Pola Makan Sehat Berisiko Tingkatkan Berat Badan
Sebuah penelitian terbaru menyoroti bahwa ibadah puasa yang dilakukan tanpa diimbangi dengan pola makan yang sehat dapat meningkatkan berat badan seseorang. Selama 30 hari ibadah puasa, pola makan terjadwal ketika berbuka dan sahur telah mengubah ritme sirkadian tubuh, menyebabkan adaptasi yang berdampak pada kesehatan.
Nor Eka Noviani, S.Gz.,
M.PH dosen prodi Gizi UNISA Yogyakarta, menjelaskan bahwa sistem tubuh
beradaptasi dengan pola makan terjadwal selama bulan Ramadan. “Aktivitas yang
banyak dilakukan di malam hari mengubah jam tidur dan ritme biologis tubuh,”
ujarnya. Hal ini dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan perubahan
dalam metabolisme tubuh.
Namun, bukan hanya faktor
fisik yang berperan. Psikologi dan emosi manusia juga memainkan peran penting
selama bulan suci ini. “Perasaan ingin makan semua sajian lezat menjadi faktor
yang mempengaruhi pola makan selama bulan puasa,” kata Novi. “Berkunjung ke
sanak saudara juga membuka peluang untuk makan berlebihan.”
Makan berlebihan selama
bulan puasa dan perayaan Idul Fitri tidak hanya meningkatkan risiko kesehatan,
tetapi juga dapat mengganggu fungsi tubuh secara keseluruhan.
Setelah lebaran, berbagai
penyakit berisiko muncul akibat perubahan pola makan dan gaya hidup. Novi
mengingatkan tentang peningkatan risiko infeksi dan penyakit degeneratif
seperti hipertensi dan diabetes.
Untuk menghindari dampak
negatif ini, penting untuk menjaga pola makan yang seimbang dan sehat. Novi
merekomendasikan prinsip “4J”: jam, jenis, jumlah, dan jurus mengolah. “Makan
terjadwal, memilih jenis makanan yang tepat, mengontrol jumlah konsumsi, dan
cara pengolahan yang sehat sangat penting,” katanya.
Komentar
Posting Komentar