Anak Muda Muslim Responsif Terhadap Dampak Perubahan Iklim
Dampak perubahan iklim menjadi isu penting saat ini. Dampaknya sudah dirasakan seperti cuaca ekstrem, suhu panas udara yang semakin panas, musim kemarau yang lebih panjang, maupun banjir. Dalam jangka panjang jika tidak diantisipasi maka akan memberikan dampak yang lebih buruk pada problem lingkungan dan kemanusiaan. Di tingkat dunia, upaya-upaya untuk merumuskan tindakan dan strategi pencegahan dampak perubahan iklim sudah disepakati untuk mencegah agar suhu bumi tidak meningkat maksimal 1,5 derajat. Semua pihak harus memberikan perhatian dengan melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim ini. Demikian juga di kalangan anak muda. Anak muda merupakan agen perubahan (agent of change) yang penting dalam mengkampanyekan pencegahan, bagaimana melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Salah satu upaya yang dilakukan
merespon dalam perubahan iklim ini adalah melakukan kolaborasi dengan menggelar
kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Generasi Hijau: Edukasi Mitigasi dan
Adaptasi Perubahan Iklim untuk Generasi Muhammadiyah. Kolaborasi ini dilakukan antara dosen dari
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Aisyiyah Yogyakarta
(UNISA) melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan ini diadakan di SM
Tower and Convention dan dihadiri oleh aktivis remaja muslim dari Ikatan
Pelajar Muhammadiyah Yogyakarta baik di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota (20/3/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
edukasi kepada pemuda, khususnya generasi muda Muhammadiyah, agar lebih siap
dan mampu beradaptasi dengan fenomena perubahan iklim yang semakin nyata.
Melalui gerakan "Generasi Hijau", diharapkan generasi muda
Muhammadiyah dapat menjadi agen perubahan yang proaktif dalam merespons isu
perubahan iklim. Sebagai generasi muda, yang dekat dengan dunia digital, mereka
akan secara aktif melakukan kampanye melalui media social untuk bersama-sama
mencegah dampak perubahan iklim ini melalui berbagai aksi. Selain itu pertemuan
diskusi, dialog dan aksi bersama anak muda akan dilakukan untuk pencegahan
dampak perubahan iklim ini.
Tri Hastuti Nur Rochimah, ketua Abdimas
dari Ilmu Komunikasi UMY menyatakan pentingnya kesadaran akan perubahan iklim
di kalangan generasi muda, kader-kader muda persyarikatan harus menjadi pelaku
sejarah, menjadi agen-agen yang aktif dalam menghadapi isu penting yang
berdampak pada problem kemanusiaan ini yaitu perubahan iklim. Kesadaran baik
secara individu maupun kelompok dalam organisasi ini penting, bagaimana
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim menjadi salah satu agenda penting
organisasi IPM dan IPmawati. Kader-kader muda persyarikatan Muhammadiyah perlu
dipersiapkan untuk menghadapi perubahan iklim, mengambil bagian terdepan untuk
peduli dengan berbagai aksi untuk mencegah dampak perubahan iklim, ujarnya. Nilai-nilai
Islam menjadi landasan dalam bertindak, bahwa manusia adalah khalifah di bumi
dan salah satu tugasnya adalah mencegah kerusakan di muka bumi ini. Alam
diciptakan untuk dijaga keseimbangannya, dijaga kelestariannya sebagai bentuk
keimanan kita pada Allah. Muhammadiyah juga sudah memiliki fiqh air, salah satu
bagian penting terkait dengan alam dan lingkungan. maka menjadi penting kita
semua mengambil peran penting menghadapi dampak perubahan iklim, khususnya
generasi muda.
Ade Putranto dan Erwin Rasyid, Dosen
Ilmu Komunikasi UNISA dalam paparan materinya menyampaikan isu perubahan iklim
tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kerjasama antara
pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat, dan sektor swasta untuk mencapai
solusi yang efektif. “Termasuk peran aktif anak muda untuk terlibat aktif dalam
upaya mitigasi dan advokasi isu perubahan iklim. Generasi muda memiliki peran
yang sangat penting dalam memperjuangkan keberlanjutan lingkungan hidup” ujar Erwin
menambahkan.
Perwakilan IPM Yogyakarta
menyampaikan bahwa sudah dilakukan upaya-upaya yang dilakukan oleh pengurus IPM
dan IPMawati melalui divisi lingkungan hidup. “Setelah kegiatan ini kami akan
menindaklanjuti kembali hasil mapping terkait isu-isu lingkungan di
masing-masing wilayah. Sehingga adaptasi dan mitigasi terkait isu perubahan
iklim dapat berjalan dengan baik” ujar El dari IPM Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar